MODEL PEMBELAJARAN CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
A. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC
(Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran
khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu.
Menurut Fogarty (1991), berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan menjadi:
1) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan) dan model nested (terangkai);
2) model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (urutan),
model shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded
(bergalur) dan model integreted (terpadu);
3) model dalam lintas siswa.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok
saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan
menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan
pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami
perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah
menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial
dengan lingkungan.
Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang
digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar itu adalah
”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat
(learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be),
dan belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together),
(Depdiknas, 2002).
B. Langkah - Langkah Pembelajaran CIRC
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan
tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan
selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku
paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada
siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan
baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru
minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri
mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan
hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan
minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap
kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama
proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan
reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti
menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen,
demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan
hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang
dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau
sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan
pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh
teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau
sebaliknya saling memperkuat argumen.
C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;
3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
4) pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;
5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis
(bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai dalam
lingkungan anak;
6) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;
7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;
8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).
D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran
yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk
mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang
menggunakan prinsip menghitung.
E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena dengan menggunakan
model ini siswa dapat memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di
dalam kehidupan dengan materi yang dijelaskan.
Posting Komentar