MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A. Latar Belakang Model Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran, Vigotsky yakin
bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam diskusi
atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi
itu terserap ke dalam individu.
Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana pebelajar yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas
kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.
B. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative
mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama
yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelomponya.
Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan
permasalahan.
Sehubungan denga pengertian tersebut, Slavin (1984) menyatakan bahwa Cooperative Learning
adalah suatu model pembelajaran dimana pebelajar belajar dan bekerja
sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, dengan struktur kelompok
yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan
belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pada dasarnya cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam sruktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggoita kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
C. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Slavin (1994) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), tujuan pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran penting yang dirangkum sebagai berikut.
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial. Namun demikian menurut Ibrahim dkk (2000) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), bahwa pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan
kinerja pebelajar dalam tugas ‑ tugas akademik. Para ahli mengemukakan
bahwa model ini unggul dalam membantu pebelajar memi konsep‑konsep yang
sulit. Struktur penghargaan pada pembelajaran kooperatif telah dapat
meningkatkan penilaian pebelajar pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran
kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada pebelajar kelompok
bawah maupun kelompok atas yang bekerjasama menyelesaikan tugas ‑ tugas
akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan
lain dari model pambelajaran kooperatif adalah penerimaan terhadap
orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun kemampuan. Allport
(Ibrahim, 2000) mengemukakan bahwa kontak fisik di antara orang‑orang
yang berbeda ras atau kelompok etnis tidak cukup untuk mengurangi
kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran kooperatif memungkinkan
pebelajar yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu dengan yang lain atas tugas‑tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai
satu dengan yang lain.
c. Pengembangan keterampildn sosial
Keterampilan sosial amat penting untuk
dimiliki oleh masyarakat. Banyak kerja orang dewasa sebagian besar
dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di
dalam masyarakat yang secara budaya beragam. Atas dasar itu, Ibrahim
(2000) mengemukakan bahwa tujuan penting yang lain dari pembalajaran
kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada pebelajar keterampilan
kerjasama dan kolaborasi.
d. Lingkungan Belajar dan Sistern Pengelolaan
Lingkungan
belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi
dan peran aktif pebelajar dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan
bagairnana mempelajarinya. Pembelajar menerapkan suatu struktur tingkat
tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur,
namun pebelajar diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu
di dalam kelompoknya. Jika pembelajaran kooperatif ingin menjadi
sukses, materi pembelajaran yang lengkap harus tersedia di berbagai
sumber belajar. Keberhasilan Juga menghendaki syarat dari menjauhkan
kesalahan tradisional yaitu secara ketat mengelola tingkah laku
pebelajar dalam kerja kelompok.
Selain
unggul dalam membantu pebelajar dalam memi konsep-konsep sulit, model
ini sangat berguna untuk membantu pebelajar menumbuhkan kemampuan
kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
D. Prinsip Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
E. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Stahl dalam Ismail (2002: 12) bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1. Belajar dengan teman
2. Tatap muka antar teman
3. Mendengarkan diantara anggota
4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5. Belajar dalam kelompok kecil
6. Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat
7. Siswa membuat keputusan
8. Siswa aktif
Sedangkan menurut Johnson dalam Ismail (2002: 12) belajar dengan koopertif mempunyai ciri :
1. Saling ketergantungan yang positif
2. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu
3. Heterogen
4. Berbagi kepemimpinan
5. Berbagi tanggung jawab
6. Ditekankan pada tugas dan kebersamaan
7. Mempunyai ketrampilan dalam berhubungan sosial
8. Guru mengamati
9. Efektifitas tergantung kepada kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakanpendapat dan membuat keputusan secara bersama.
2. Kelompok
siswa yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, jenis kelamin, dan kemampuan belajar.
3. Panghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok.
Menurut Ibrahim (2000: 6) unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama
2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri
3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama
4. Siswa haruslah berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya
5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama dalam proses belajarnya
7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
F. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif
Terdapat
enam langkah utama atau tahapan di dalam kegiatan pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan motivasi siswa belajar. Fase ini
diikuti oleh penyajian informasi, selanjutnya siswa dikelompokkan dalam
tim-tim belajar. Pada tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa
bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama meraka. Fase terakhir
dari pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja
kelompok, atau mengevaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan
memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Ada
enam tahapan pada pembelajaran kooperatif. Namun ada sedikit perbedaan
pada langkah-langkahnya tergantung dari pendekatan yang dipergunakan
dalam proses kegiatan pembelajarannya. Untuk lebih jelasnya mengenai
fase-fase pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Fase
|
Indikator
|
Aktivitas Guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-
kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
|
4
|
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6
|
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.
|
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun
terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Beberapa variasi dalam
model cooperative learning tersebut diuraikan seperti berikut ini :
a. Student Teams-Achievement Division (STAD) b. Teams-Games-Tournaments (TGT)
c. TAI (Team Assisted Individualization)
d. Jigsaw
e. Think-Pair-Share (TPS)
f. Numbered-Head-Together (NHT) dan sebagainya
G. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di kelas, diantaranya:
- Pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
- Pilih materi yang sesuai untuk model ini
- Mempersiapkan kelompok yang heterogen
- Menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
- Merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.
Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya:
Pendekatan
Unsur |
STAD
|
Jigsaw
|
Kelompok Penyelidikan
|
Pendekatan Struktur
|
Tujuan Kognitif
|
Informasi akademik sederhana
|
Informasi akademik
Sederhana
|
Informasi akademik
tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri
|
Informasi akademik sederhana
|
Tujuan Sosial
|
Kerjasama dalam kelompok
|
Kerjasama dalam
kelompok
|
Kerjasama dalam
kelompok kompleks
|
Keterampilan kelompok dan sosial
|
Struktur Kelompok
|
Kelompok heterogen dengan 4-5
orang
|
Kelompok heterogen
dengan 5-6 orang dan
menggunakan kelompok
asal dan kelompok ahli
|
Kelompok homogen dengan 5-6 orang
|
Kelompok heterogen dengan 4-6
orang
|
Pemilihan topik
|
Oleh guru
|
Oleh guru
|
Oleh siswa
|
Oleh guru
|
Tugas utama
|
Menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi
|
Mempelajari materi
dalam kelompok ahli
dan membantu
kelompok asal
mempelajari materi
|
Menyelesaikan inkuiri kompleks
|
Mengerjakan tugas yang
diberikan baik social maupun kognitif
|
Penilaian
|
Tes mingguan,
jenis tes
biasanya berupa kuis
|
Bervariasi, misal tes
mingguan, jenis tes
biasanya berupa kuis
|
Menyelesaikan proyek dan menulis
laporan.
|
H. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Ø Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Guru
khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini
dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran
dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau
di tempat yang terbuka.
b. Banyak
siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa
yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup
mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan
dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa
temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya.
Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran
kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif
dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota
kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan
kepada kelompok.
c. Perasaan
was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau
keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang
lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang
lain.
d. Banyak
siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil,
bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam
model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota
kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam
kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat
memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat
diminimalisirkan.
Ø Keunggulan model pembelajaran kooperatif
a. Meningkatkan harga diri tiap individu
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar
c. Konflik antar pribadi berkurang
d. Sikap apatis berkurang
e. Pemahaman yang lebih mendalam
f. Retensi atau penyimpanan lebih lama
g. Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi.
h. Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.
i. Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik)
j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
k. Menambah motivasi dan percaya diri
l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya
m. Mudah diterapkan dan tidak mahal
sumber :
sumber :
Posting Komentar